Rabu, 30 Desember 2020

Alasan kenapa akhirnya nonton 'Start Up'

 


    Awalnya sama sekali enggak tertarik, karena enggak mau halu dan uwu yang semu (seperti kebiasaan kalo nonton drakor dan juga ga ada waktu plus platform). Sama kaya orang-orang yang pada heboh ngomongin Goblin, DoTs , Crash Landing on You, aku sama sekali enggak tertarik. Tapi yang bikin akhirnya tergerak buat nonton Start Up karena akun edukasi saham yang aku ikuti terus-terusan nge-up drakor ini, and always glorifying kalo drakor ini bagus buat belajar investasi khususnya pengenalan investasi bagi anak-anak muda. Sebelumnya aku ya yaudahlah ya , berbulan-bulan kemudian pun masih enggak tertarik buat nonton  karena masih disibukkan dengan  urusan kuliah yang mayan bikin kepala berasap. Nah tiap ga kuat sama kegiatan kuliahan aku selalu curhat ke temenku, terus pas gabut karena ujian dan kuliah selesai aku juga curhat ke dia. Lalu dia bilang lagi nonton Start Up, bagus katanya. Yang ku tahu ni sebelum aku nonton, orang-orang rame pada bahas tim Han Ji Pyeong ato Na Do San. Ku kira awalnya mereka berdua ni sama-sama bergerak di dunia saham cuma caranya yang bedaa. Eh setelah nontooonn.. aku dari awal sampe akhir tetep kawal Mas Han Ji Pyeong hahaha

(  sumber https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20201208133527-33-207647/han-ji-pyeong-bikin-susah-move-on-ini-7-drama-kim-seon-ho
      

     Gatau ya pesonanya masuk aja gitu, emang aku ga bisa ga biasa aja sama cowok pinter. Mas Han ini mudanya bisa dibilang nelongso, tapi dia pinter. Nah walaupun Mas Han ini sering marah-marah, khususnya marahin anak-anak Samsan Tech (sebelum masuk Sand Box)  marahnya tuh suka bener. Ada tuh yang pas Do san sama temen-temennya jadi juara satu terus investor pada dating, mereka juga saking senengnya karena dua tahun ngikut Do San belum ada apa-apa tiba-tiba investor pada ngantri. Ada satu adegan yang investornya ngerekam programnya si Do San nih terus sama algoritmanya minta dilihatkan eh dikasih sama Do San dkk, gw aja gregetan kok mau-mau aja sih. Lalu datang Mas Han -sayang- yang langsung nutup laptop dan langsung marahin anak-anak Samsan Tech dan nanya mereka ni polos atau bodoh sih. Wkwkkw aku ga kasian sama mereka, pokoknya ku dukung Mas Han. Pas Mas Han jadi mentor Samsan Tech dan CEO nya Mbak Dal Mi, mas Han juga sering marah-marah tapi marahnya tuh ya bener -wkwk persis my momsky yang marah tapi marahnya bener enggak dilebih-lebihkan-

    Walau Mas Han jadi second lead, tapi menurutku kalo ga ada Mas Han ceritanya jadi ga seru. Dal Mi sama Do San ya cuma COD an bola baseball. Aku ga ngerasa Mas Han ni second lead wkwk, tapi untuk pertama kalinya aku kena second lead syndrome.


    Afterglow. Setelah marathon nontonin Start Up, aku masih kebawa suasanyanya. Kebiasaan kalo abis nonton drakor dan suka sama aktornya pasti dicariin tentang apa-apanya. Nah yang aku suka sama drakor tuh selain ada drama percintaannya juga ada edukasinya gitu. Kaya missal yang tentang kedokteran, paling egak orang-orang yang awam sama dunia medis jadi sedikit ngerti tentang orang-orang medis bekerja. Pun dengan drakor nih, awalnya nonton Start Up karena tertarik ingin belajar investasi --ini yang selalu digadang-gadangkan—dan bener apa yang ku dapat setelah nonton Start Up, aku jadi paham kenapa pas dulu aku dapat pendaan untuk pembuatan alat kemudian maju ke tahap selanjutnya gagal. Nontonin drakor ini nih berasa balik zaman kuliah lagi tahu gak wkwk rasanya kaya ngerjain bigpro (analisis perancangan perusaahn, rancangan sistem kerja ergonomic dsb) jadi kaya relate banget sama anak industri. Plus aku jadi keinsiprasi pengen ikutan program yang kaya ditawarkan Sand Box. Dulu obeses banget pengen bisa program biar keren dan kerja kaya kira-kira kaya Do San, tapi ternyata untuk bikin start up sendiri bisa kok jadi kaya Mba Dal Mi. terinpisasi pengen belajar -seperti apa yang dilakukan Mba Dal Mi tiap mau ikutan sesuatu belajar dulu dengan baca/beli buku- haha akhirnya aku juga semangat pengen nyari buku seputar investasi atau start up dan tadaaa aku nemu buku ungu ini. Rasanya seneng banget, karena juga masih kebawa ‘demam’ Start Up. Hahaha sekarang pokoknya kaya drakor Start Up. Nyari event sejenis itu dan bikin start up tapi s    ebelumnya harus belajar banyak-banyak dulu biar pinter kaya Mas Han Ji Pyeong Luv. 


dan sepanjang baca buku isinya rasanya seperti relate dengan drama Start Up, dan inilah apa yang aku baca vs apa yang ada di pikiranku :3






Jumat, 09 Oktober 2020

30 Oktober 2019. Disidang!

 


A day to remember. Udah hampir setahun berlalu, tapi rasanya baru terjadi kemarin. Karena aku  masih mengingatnya secara jelas apa yang terjadi di hari itu. Mungkin ini emang bukan pencapaian terbaik orang lain, tapi bagiku ini sebuah pencapaian terbaik mengalahkan musuh terbesar sepanjang masa, yaitu diri sendiri. Masih lekat dalam ingatan, di bulan oktober 2019. Sudah di penghujung bulan, tapi belum mendapatkan kabar. Akhirnya tanggal 29 Oktober 2019 jam 9 pagi lewat dikit dapat kabar dari admin jurusan, kalua besok pagi aku maju siding jam 08.00. Baiq.. biasanya orang akan dapat jadwal maksimal dua hari sebelum dia maju. Tapi memang akhir-akhir itu beberapa mahasiswa dapat kabar dadakan untuk siding. Dengan persiapan kurang dari 24 jam rasanya agak biasa, tapi semakin dekat semakin dagdigdug.

            Long story short, dosen penguji akan diketahui sesaat sebelum sidang. Saat aku datang ke jurusan, dan kutanyai admin siapa yang jadi penguji. *jengjeng* disebutkanlah Ibu A dan Bapak B.. mantaaplahh… para dosen yang sudah bergelar doktor dan bagi untuk kalangan mahasiswa terkenal killer dalam menguji, mungkin karena beliau yang memang kritis. menurutku sidangku terasa “isitimewa” diantara yang lainnya. Karena alasan berikut, yang mungkin akan jarang terjadi pada seorang mahasiswa:

1.      Diberi kabar jam 9 pagi untuk jadwal sidang besok paginya jam 8, kurang dari 24 jam :’)

2.      Full 2 jam. Memang biasanya jadwal yang tertulis untuk satu mahasiswa itu dua jam tapi rata-rata ada yang tercepat 30 menit, dan paling lama 1,5 jam. Udah kaya nonton di bioskop aja kata temenku.

3.      Split decision. Biasanya aku ikut dampingin temen untuk sidang, jarak antara disuruh keluar karena para dosen berunding untuk nilai mahasiswa tersebut kurang lebih 5 menit. Tapi aku bisa mendengar keriuhan dosen memberikan argument mereka dari luar ruangan. Hingga 15 menit berlalu pun aku belum dipanggil, seperti antara menit 15-20 baru aku diajak untuk masuk dan mendapatkan feedback.

4.      Ada 4 dosen penguji. Biasanya ruangan tersebut berisi dua dosen penguji dan satu orang dosen pembimbing, dimana beliau pun menjadi dosen penguji saat sidang. Karena dosen pembimbingku ada dua, dan mereka semua hadir, jadilah ada empat dosen penguji disitu. Dua dosen yang benar-benar dosen pengujiku telah begelar doktor  dan doctor of philosophy.

5.      Dan diakhir yang  paling ku ingat , skripsiku oleh  salah satu dosen penguji dikatakan bukan skripsi orang TI. Lalu selama ini aku bimbingan, dan yang dikatakan para dosen pembimbingku apa

 

Oiya sebelum mereka mulai, mereka sempat berbincang satu sama lain. Kalau yang di ruangan itu doctor semua, aku kan termasuk dalam ruangan itu kan ya. Yaudah aku aminin juga haha.. walau ya emang maksudnya dosen-dosen penguji memang telah bergelar doktor dan dosen lainnya sedang berjuang meraih gelar doktor. Keluar dari runangan aku nangis cuy, sedih sama diri sendiri sih kayanya belum layak, krn inget kata-kata dosen penguji tadi. Tapi bangga sudah di fase itu, pokoknya ya campur aduk. Merasa belum deserve aja untuk merayakan pasca sidang, sebelum revisi kelar. Pas lagi foto-foto di depan fakultas, aku langsung ngehindar untuk sembunyi ketika dosen B lewat. Malu aja si hehe… entah ini baik apa egak, aku kaya ngerasa dendam aja,, haha bukan dendam si.. tapi lebih kaya motivasi wkwkw.. okey kali ini saya masih dianggap remahan oleh Anda. Later, mungkin someday kita bisa jadi partner, so u can see my value or in other words there are no space for degenerate anymore hehe

    Yang awalnya mungkin mau kuliah sampe master aja, tapi sekarang cita-citaku kuliah lagi sampe estiga pokoe..

Jumat, 04 September 2020

Prolog Gendut Journey

 

Gendut Journey eps 1

        Bagi kamu yang membaca blog ini, kali ini ada series baru tentang sebuah cerita pengalaman pribadi  mengenai tubuhku. Aku namakan ‘Gendut Journey’, yang isinya kurang lebih akan menceritakan tentang perjuanganku menggapai timbangan berat badan ideal. Sebelumnya aku memang sudah lama ingin menceritakan kisah perjuangan menuju ideal, ku pikir ah nanti saja ketika sudah ideal biar seperti kisah orang-orang di luar sana yang ceritanya berhasil terangkat ketika telah mencapai tubuh yang ideal. Namun kenyataannya yang terjadi pada diriku justru fluktuatif, aku pernah di titik tergendut -saat itu ku yakini 65kgs adalah BB terberat nyatanya sekarang untuk menurunkan hingga menjadi 65kgs saja aku kepayahan- lalu kemudian berhasil mengurangi hingga kurang lebih 10kgs. Tapi berangsur-angsur naik hingga. 65kgs bukan lagi tergendutku, beyond!

       Yang pastinya cerita-cerita orang gendut di dalamnya nggak akan lepas dari yang namanya dibully. Karena aku gendut dari lahir, kisah-kisah ini akan terangkum seperti kisah hidupku selama ini. Seperti biasa akan ada label #GendutJourney untuk memudahkan mengetahui setiap episodenya. Ini belum final gaes, ini aku tulis karena ditahap ini aku benar-benar mau mencapai ideal tanpa ampun. Dan mengapa akhirnya aku menulis, ku pikir sekalian saja ini menjadi journal pengingat. Jadi prosesnya sambal jalan. See y on next eps!