Ada yang neriakkin orang jangan jadi PHO dalam hubungan mereka.
Padahal dia ga sadar, sendirinya PHO juga
U know, u just get the karma 😫
Ada yang neriakkin orang jangan jadi PHO dalam hubungan mereka.
Padahal dia ga sadar, sendirinya PHO juga
U know, u just get the karma 😫
Jadi begini rasanya perasaan ini. Perasaan yang selalu ku anggap seperti udara residual dalam paru-paru, karena susah hilang walau dihembuskan sekuat tenaga. Ternyata inilah yang namanya Fist Love. Ku kira saat pertama kali suka dengan seseorang. Ternyata cinta pertama adalah perasaan bergetas yang dirasakan petama kali ketika menemui orang yang kau suka. Selain itu cinta pertama terasa begitu indah karena ia juga mempunyai perasaan yang sama denganku. Dan aku adalah cinta pertama dari cinta pertamaku, hahah. Jadi kedua orang ini sana-sama jatuh cinta dengan fist love mereka. Pantas sudah bertahun-tahun tidak lupa, dan mungkin tidak bisa. Karena first love terlalu berkesan.
Fist love ku sangat berkesan karena ini kali pertamanya aku menyukai seseorang dan gayung pun bersambut. Aku yang sempat insyekyur dengan bentuk tubuhku ternyata merupakan suatu perwujudan yang ideal baginya. Aku senang karena aku hanya menjadi diriku, tanpa perlu ku ubah. Aku senang aku aku tidak perlu memaksakan menyukainya, aku jatuh cinta dengan sendirinya kepadanya tanpa ia harus berussaha. aaaaahhh indahnya first love. Apa mungkin ya aku bakal menikah dengan first love ku pada akhirnya? Karena perasaannya tak pernah hilang, dan aku ingin mengabadikannya dalam ikatran sakral sebuah pernikahan.
Kenapa takut jika menyakitinya.
Kenapa tidak takut jika menyakitiku.
Bukankah semua yang kalian lakukan dari awal sudah menyakitiku.
Apa bagimu aku sebuah benda tak berperasaan.
Apa perasaanku begitu mudah diabaikan.
Apakah yang aku rasa tidak patut untuk dipertimbangkan?
Di bulan September 2021 ada sebuah pertanyaan yang menghantui pikiranku: apa iya umur 24-25 masih zaman ya untuk mempunyai cinta dalam diam. Pertanyaan ini aku lontarkan ke beberapa orang dan tentu saja jawabannya beragam dan makin menambahkan kegundahan hati. Hh.. tapi aku berusaha sadar, jangan-jangan ini karena pengaruh progesteroneku yang sedang naik-naiknya, kesadaranku telah diambil alih oleh cinta yang menye-menye. Tapi jadi titik balikku juga, apa iya tetap menyimpan atau harus menyerah dan menutup saja. Ya cari yang pasti-pasti aja.
Sampai akhirnya ada yang memberikan
jawabannya yang cukup objektif. Ya tentu saja ada risiko yang harus dihadapi,
dan menjadi ketakutan semua orang yaitu: hubungan yang merenggang. Hal yang
membuat tidak semua orang cukup berani untuk mengambil langkah ini, karena
bukan sakit karena cinta yang tak berbalas yang ditakutkan melainkan sakit
harus kehilangan orang yang kita sayang. Ada dua pilihan dengan risiko berbeda,
1) Mengungkapkan lalu tak berbalas hingga akhirnya hubungan merenggang. 2) dia
telah bersama orang lain tanpa pernah aku mengungkapkan perasaanku padanya.
Kalau umur-umur remaja masih
relevan sih cinta dalam diam, tapi saat ini kayanya juga harus dikomunikasikan.
Jika yang terjadi setelahnya adalah hubungan menjadi renggang, tidak dipungkiri
pada tahapan umur sekarang memang circle pertemanan tak banyak, jadi jika
merenggang pun tak apa. Akhirnya aku memutuskan untuk mengambil pilihan 1.
Mas I think I love you.
Sampai saat ini (2021) aku masih mengingat tentang pertemuan pertamaku denganmu di 2016. Saat itu kurasa hari Senin, karena saat itu adalah hari aku untuk praktikum statistika dasar. Kalau tidak salah ingat kita pertama kali bertemu di saat praktikum dan materi yang diajar adalah tentang hipotesis. Like fall at first sight, I was amazes with your style to deliver the matter. Beberapa hari setelah itu pun aku masih mengingat pengertiannya secara persis karena aku merekam suaramu di kepalaku. Tak berapa lama setelah praktikum usai, kita bertemu kembali depan pintu lab, kau mengenakan kemeja kotak-kotak dengan dasar merah. Saat itu aku terkejut karena kau tiba-tiba muncul di tengah aku yang sedang mencari sepatu. Kau terlihat sungguh berbeda, di dalam kelas kau bergitu ramah setelah berganti baju kau menjadi dingin dan berlalu begitu saja menuruni anak tangga (ingin segera solat kurasa).
Aku yang alergi dengan statistik
pelan-pelan mulai suka. Apalagi kau selalu mengajar di kelasku. Aku heran
padahal kelasnya ada dua, dan biasanya asisten selalu berganti tempat untuk
mengajar tetapi kau selalu berada di kelasku. Gapapa.. aku bersyukur kok, u
made my Monday. Darimu akhirnya aku belajar, bukan hanya tentang materinya tapi
bagaimana kita menyampaikannya. Kebetulan saat itu adalah masa pemilihan calon
asisten, selain aku ikut karena motivasi pribadiku yang lalala Panjang untuk
dijelaskan, aku juga terinpirasi darimu yaitu bisa mengajar dengan enak. And
finally di tahap ujian micro teaching aku adalah calon asisten yang paling
menguasai bagian itu dibanding calon yang lain. Dan setelah menjadi asisten
pun, I got good compliment dari beberapa mahasiswa kalo aku dalam memberikan
penjelasannya enak.
Aku lupa persisnya aku benar-benar menyukaimu sejak kapan. Karena aku merasa perasaannya seperti menjadi penggemar saja. Ya tentu saja banyak yang menjadi penggemarmu saat itu, dan kurasa aku salah satu diantaranya. Kau selalu mempunyai jawaban atas apa yang merisaukanku sekalipun kau tak menyadarinya. Aku mulai mengagumimu, semua usaha dan hasilmu. Mulai dari PKM hingga tugas akhir. Yang menjadi role modelku dan standarku juga.
Tapi aku sadar, semua yang kulihat
itu dirimu dari jauh. Dekat pun kita ngobrol hanya sebagai speaker and
audience. We never talk in person. I only knew you from people around me and
around you. Around us, but us never talk directly. I only see your post on
social media, which everyone can fake their post. And my mom said don’t believe
people base on their image in internet. Then I took my logic, trying to calm my
feeling. Beberapa kali juga aku suka dengan orang lain dan jatuh cinta dengan
orang lain. But at the end of the day, I’m back to you. I’ve told the God like:
God, please erase this feeling if he’s not my destiny, please change to
something better yang Engkau ridhoi. But still, I still like you
Aku rasa aku akan dinotice kalau aku bikin achievement tapi capek juga kalau gitu terus hehe. Sampai di 2021 akhirnya Mas mulai notice duluan by congrats me on my sempro and birthday! U know since 2016 we been mutual on Instagram. Then I often post my birthday, finally u said hepi bertdai tumi. I don’t know what exactly I felt about, it just like bias and his fans or other feeling.
But I do realize, since we never
talk in person. It’s impossible you don’t have any crush. More awhile, there
are so many smart and beautiful girls around you. And I do realize too, we just
like earth-sky we had so many differences but in some ways, we have some same
preferences. One day I told my bestie, if he had another girl but me that fill
his heart in room of spouse, gw bisa patah hati beneran. But if it is true
never mind, so it is sign to me to surrender
I think I love you
Since this feeling was lasted five
years. If I need to write every moment about you it can be a novel, or if it podcast
it can be one single album audio book. There are bunch of dreams, events, that
remind me about you. But somehow it was tiring. So, I decided to tell you.
Thankyou.
I cannot wait anymore. And what I am
waiting for 😊
Aku envy bestie, kapan ya aku bisa jadi prioritas bagi seseorang. Being the owner of someone's heart. Aku juga mau bestie kalo chatku dipin sama seseorang untuk dijadiin prioritas. Terus kalo ada temen ngajak chat, doi akan bilang "bentar ya aku mau chat dia dulu, dari tadi aku belum ada chat dia." Kapan ya besti aku bisa dapet yang kek gitu. Kayanya ini dejavu deh, aku juga pernah ngalamin gini dulu. Aku mau jadi orang yang paling egak dipamitin sebelum berangkat kerja. Aku mau jadi orang yang kemauannya didahuluin dibanding orang lain. Aku mau bisa pergi dengan bebas dengan doiku kapanpun ada waktu. Aku mau jadi orang pertama yang dikabarin kalo ada berita penting. Aku mau jadi orang yang diingetin, dibelain, ditemenin, ditolongin, disayangin. Kapan ya kalo aku ada masalah aku punya tempat berbagi dan ga harus sendiri terus solvenya. Kapan ada malaikat penolongku dateng. Aku mau jadi orang yang ditemenin saat wisudah. Aku mau jadi orang dipamitin lebih dulu sebelum tidur. Aku mau jadi prioritas. Aku mau jadi orang yang bisa cerita apa aja dan didengerin. Aku mau jadi orang yang disayang, diperhatiin. Aku mau jadi orang yang diajak membicarakan masa depan. Aku mau jadi orang yang bisa ngajak jalan tanpa sungkan. Aku mau jadi orang yang ditemenin kalo jalan, kalo makan, bahkan untuk belanja aku jug amau ditemenin. Aku mau jadi orang yang bisa diajak membahas liburan, aku mau jadi orang yang bisa pergi libura bareng orang yang tersayang selain dengan keluarga. Aku ingin jadi mimpi indah dalam tidur seseorang, aku menjadi sesuatu yang bisa dirindu, dan ditemui saat terserang rindu.
Rupanya aku tidak lagi
bisa berteman denganmu jika terus begini. Aku membenci nasibku yang tak
berubah. Aku sadar cintamu padanya lebih banyak. Sedangkan mungkin yang tersisa
untukku hampir tak terlihat. Tetapi, semakin kau terus ada, semakin kau terus
muncul maka upaya-upayaku untuk tahu diri tidak akan berhasil. Sudah beberapa
kali aku berlari menjauh dan berusaha melupakanmu, bahkan sempat ku juga
membencimu. Tapi aku begitu lemah padamu. Aku sadar yang kita jalani berdua
bukan teman biasa. Entah bagaimana kau menganggapnya. Kau selalu bilang itu kembali lagi bagaimana kita mengartikan, dan arti yang ku tangkap seperti ini. Aku selalu saja mempunyai khayalan gila jika kau berada di
dekatku lagi. Tapi sekali lagi aku ditampar oleh kenyataan bahwa itu tak bisa.
Kau memang juga berkata kau cinta tapi tak bisa. Aku tidak ingin menyakiti
siapapun. Satu-satunya cara agar tidak menyakti siapapun adalah dengan
menyakiti diriku sendiri. Aku harus bisa membunuh perasaan ini, karena jika ia
tak segera ku bunuh maka ia yang akan membunuhku. Tapi sungguh mencoba membunuh
perasaan ini pun aku tak mampu.
Sekarang kau suruh aku berlari
bestie. Aku udah capek bestie. Karena dahulu aku sudah marathon, udah jauh
banget bestie (re: pindah kota, domisili, bahkan menjauhi provinsi kita
bertemu). Tetapi malah kau kejar, semakin aku lari kau susul juga bestie. Jadi
sekarang aku berlari mendekat aja apa gimana? Capek akutu. Capek banget loh
"Aku hanya sekadar menyapa orang yang sedang
berlari marathon." , begitu kau bilang.
Heh.. tujuan saya berlari marathon
itu saya berusaha manjauhi Anda, malah dikejar .pfft. Apa namanya kalua bukan
disusul .-.
"Cemburu itu cuma buat orang yang tidak percaya diri."
"Jadi?"
"Ya, aku sedang tidak percaya diri."
Dilan 1990
Ya benar aku cemburu, tapi apakah pantas aku cemburu sedang aku bukanlah pemilikmu. Apakah pantas aku mencemburuimu saat sedang bersamanya, saat kau bersama kekasihmu. Sekalipun kamu bilang jangan, tak usah. Sebenarnya hal itu pula yang aku mau, tapi hati kadang tak bisa ku kendalikan. Kau pun juga sadar akan hal itu, dan kau masih memilih dia. Sungguh aku sangat benci jika bukan aku yang menjadi juaranya. Dahulu sempat aku terobsesi ingin merebut hatimu kembali, tapi apa benar karena aku sungguh mencintaimu atau aku hanya benci diriku yang menjadi juara kedua. Saat ini keinginan itu tak ada, biar lah mengalir seperti ini apa adanya. Sampai kapan aku harus cemburu, aku pun tak tahu. Biar waktu yang membuatku terbiasa dan membawa kita ke hilir cerita. Walau kamu bilang tak memungkiri kalau kamu juga mau, tapi aku tak ingin menyakiti siapa-siapa. Biarlah semesta yang bekerja sambil aku terus mencari jawabnya.
Lantas
Sumber: https://id.pinterest.com /pin/189010515600239485/ |
Mau sampai kapan ingin terjebak dalam sebuah lingkaran. Jika melihat dari kacamata system dynamic, keberadaan loop menandakan sebuah kedinamisan dalam sebuah sistem dan tak jarang sumber masalah yang belum selesai. Hanya berputar-putar di situ. Tapi kali ini aku tidak akan membahasnya secara akademik. Ini adalah tentang kisahku. Tentang aku yang selalu terjebak dalam sebuah lingkaran. We are running in circle. Yes.. ‘we’. Masih ingat tentang Mr. Potato. Kali ini aku akan membawa cerita yang berhubungan dengan dia (lagi).
Mengenali diri sendiri itu penting. Sebelum kita mencintai orang lain, diri sendiri adalah orang pertama yang harus kita cintai. Beberapa hari ini aku menggali kembali tentang kepribadianku. Pendefinisiannya cukup mudah, aku lebih percaya kepribadian menurut MBTI daripada zodiac. Percaya kepribadian lewat zodiak itu konyol menurutku, no offense tapi emang gak makesense. Alasan kenapa aku kembali menggali tentang diriku karena aku merasa harus membereskan apa yang salah dengan diriku. Kenapa aku terlalu begitu larut dalam perasaan. Kenapa aku lebih nyaman ketika menuliskannya, kenapa orang lain susah mengerti diriku, dan kenapa aku lebih nyaman untuk membuat fake scenario di kepalaku. Haha pasti sudaha da yang bisa menebak kira-kira kepribadianku apa. Ya sebenarnya hasilnya bisa saja berubah karena pengaruh kondisi lingkungan dan pengalaman tapi bisa saja kita konsisten dengan kepribadian itu. Kalua dalam kasusku kepribadianku waktu SMA dan Kuliah sedikit berbeda menurut MBTI tapi secara garis besar tetapi sama.
Kita adalah pemeran utama di cerita hidup kita dan tentu saja peran protagonis yang akan kita pilih. Kita adalah tokoh protagonis di kehidupan kita dan bisa saja kita adalah tokoh antagonis di cerita kehidupan orang. Karena ini adalah ceritaku dan aku akan menceritakan dari sudut pandangku maka jika cerita ini terkesan aku yang paling tersakiti dan paling menyedikan atau paling suci tentu akan sangat wajar. Baiklah aku akan menceritakan sebuah cerita yang kurasa tidak pernah usai untuk dibahas. Maksudku aku selalu terjebak dalam lingkaran cerita itu bahkan setelah bertahun-tahun berlalu.
Masih
ingat tentang cerita seseorang yang datang dari masa lalu di tahun 2019. Akhirnya
kami bertemu kembali namun tak berapa lama kami pun berhenti saling mengabari. Diakhiri
karena aku yang terlanjur sakit hati (lagi). Dari akhir tahun 2019 hingga
sepanjang tahun 2020 kami tak pernah saling berhubungan secara langsung. Hingga
2021 pertengahan ia datang lagi. Aku.. tentu saja mulai skeptis lagi. Tapi sepertinya
cerita ini bisa ditebak, aku luluh kembali. Kami pun menjadi dekat. Teman dekat
(lagi). Hingga beberapa waktu lalu kami sempat mengobrol di telepon tentang
kisah masala lalu. Topiknya tentu saja konflik di masa lalu.
Sedikit
cerita, teman lamaku ini adalah cintaku di masalalu. Saat masa-masa remaja yang
indah, penuh dengan fluktuatif tingkat hormonal ia pun hadir di sana. Cerita
ini sudah terjadi lebih dari satu decade lalu, tapi sebagian besar inti
ceritanya masih aku ingat. Singkatnya, aku adalah seorang siswa pindahan dari
pulau yang berbeda dengan teman lamaku ini -oke kita sebut saja dia Mr. Potato-.
Sebagai siswa pindahan tentu rasanya ga mudah buat adaptasi, apalagi stigma
orang yang menganggap orang kelas dua. Entah lah. Tapi akhirnya aku bisa
membuktikan dengan sebuah prestasi. Mulai dari situ aku akhirnya mempunyai
beberapa teman dekat. Bisa dibilang mereka adalah bintang atau geng ciwi ciwi
top pada masa itu. Dan akhirnya aku mulai masuk ke circle mereka. Di sana aku
menemukan teman, yang ku anggap sebagai sahabat dekat karena beberapa hal kami
memiliki kemiripian dan isi kepalaku kadang sama dengan dia. Aku bahkan
menganggapnya sebagai Kakaku. Baik kita sebut saja temanku ini sebagai Ms.
Potato -karena akan saling berhubungan-. Seiring waktu berlalu aku mulai dekat
dengan Mr. Potato. FYI, Mr. Potato dan Ms. Potato adalah sahabat dekat karena
mereka sejak kecil selalu satu sekolah. Lambat laun aku pun mulai menyukai Mr.
Potato, tentu saja saat itu dia termasuk
bintang sekolah. Pinter, jago basket, dan bisa dibilang cukup ganteng. Seperti yang
ku bilang aku memiliki beberapa hal yang aku suka sama dengan Ms Potato. Ia pun
pernah mengakui jika ia sempat suka dengan Mr. Potato, tapi itu sudah lama dan
sekarang mereka hanya sekadar berteman karena saat itu Mr. Potato juga sudah
memiliki seorang kekasih.
Singkat
cerita beberapa waktu setelah itu -saat
kami berada di jenjang sekolah baru- aku menjalin hubungan cinta dengan Mr. Potato.
Rasanya sangat indah memang ketika disukai oleh orang yang kamu suka. Tapi hubungannya
tidak berjalan lama. Aku sejatinya adalah seorang pencemburu. Aku cemburu
melihat kedekatan Ms Potato dan Mr. Potato, pernah kami memainkan sebuah
permain sederhana Bersama teman-teman lainnya saat acara classmeeting, padahal
sebagai pacar aku ada di dekat Mr. Potato tetapi ia lebih mendekat dengan Ms.
Potato. Beberapa kali pula aku sering melihat mereka bersama, ya memang mereka
berdua satu kelas dan aku berada di kelas yang berbeda dengan Mr. Potato. Sehari-hari durasi
kami bertemu pun tidak lama. Aku yang merupakan seorang anak dari strict parent
berusaha membuat hubungan kami backstreet. Hanya teman dekat yang tahu.
Beberapa
kali sering aku menangis dibuatnya karena aku terlalu cemburu. Dilemma rasanya,
ingin posesif tapi Ms Potato juga sahabatku. Karena aku tidak mau menyakiti sahabat
ciwiku ini akhirnya aku memutuskan untuk mengakhiri hubungan dengan alasan iman
kami yang berbeda. Dan itu yang mereka percaya. Jika saat ini boleh jujur, Ms
Potato lah yang membuatku berusaha melepaskan Mr. Potato. Sebenarnya saat sudah
putus, aku dan Mr. Potato masih berhubungan baik, cinta itu masih ada. Aku yang
berbeda kelas dengan Ms. Potato pun sudah lama tidak berhubungan dan berbagi
cerita layaknya sahabat dekat. Tetapi kedekatan Mr. Potato dan Ms. Potato makin
jelas. Aku sebagai pengamat ya mundur perlahan, terlebih panggilan sayang yang
diberikan Mr, Potato kepadaku saat kami berteman ternyata tidak ekslusif
untukku, Ms Potato juga punya! Aku pun mundur alon-alon.
Kembali
ke masa sekarang. Dalam telepon kami menceritakan sudut pandang masing-masing pada
saat itu.
Dari sudut pandangku:
“ Aku melihat kamu dan Ms Potato semakin
dekat. Terlebih kalian katanya mulai jadian. Dan pada saat itu aku pernah bikin
komen di media sosialmu (seperti yang biasa kulakukan) tapi malah digas sama cewemu
-Ms Potato-. Aku kaget banget, kok bisa Ms Potato seperti itu ke aku padahal
sudah ku anggep sahabat yang kaya Kakaku sendiri. Ya aku mundur lah, aku diblock
dulun sama Ms Potato. Jadi setiap kamu mau nyapa aku di sekolah aku selalu menghindar,
takutlah ibaratnya udah kaya digongongin anjing galak”
Dari sudut pandang Mr Potato:
“Dulu aku dekat sama Ms. Potato karena
aku curhat tentang kamu. Dia tahu betapa aku sayang cinta banget sama kamu. Aku
sebenarnya nyapa kamu mau jelasin kalo aku dan Ms. Potato gak ada hubungan apa-apa
selain berteman.”
Dari sini aku merasa aku
ingin mengambil kembali milikikku. Ya walau sebenarnya sudah lama berakhir dan Mr.
Potato udah bersama Ms Potato saat ini. Tapi izinkan aku playing victim haha
*lah malah ngaku*. Oke jadi dulu aku putus gara-gara Ms Potato, tapi aku gamau
nyakitin Ms Potato lalu aku membawa alasanku itu yang kuharap bisa diterima
semua orang. Padahal aslinya karena Ms.Potato, kemudian Ms. Potato yang kuanggap
sangat dekat denganku malah justru memusuhiku lebih dulu. Lalu, saat Mr. Potato
cuhat tentangku kepada Ms. Potato. Ms. Potato hanya diam tanpa pernah
memberitahu aku sedikit pun -baik ini aku asumsikan Ms. Potato kembali suka
dengan Mr, Potato, cinta emang buta ges-. Dan tiap kali aku ingin berteman kembali
dengan Mr. Potato, Ms. Potato selalu tidak suka, kontakku sempat dihapus Ms. Potato dari handphone Mr. Potato -karena mereka dekat sering main bareng, jika dibandingkan aku yang sudah pindah lagi dan jauh dari Mr. Potato-. Bagiku Mr. Potato dihatiku
sebagai udara residual, sekuat apapun aku menghembuskan perasaan itu masih
tersimpan jadi tentu saja cukup sakit jika berjauhan dengan seseorang yang kamu
cintai. Andai saja tidak ada Ms. Potato dalam beberapa babak, mungkin aku bisa
kembali merajut benang-benang yang terurai dalam hubunganku bersama Mr. Potato.
Tapiiii sudah lah, entah dahulu atau sekarang keduanya sama-sama membuatku
sakit. Empat belas tahun berlalu dan masih terasa sakitnya. Bahkan sekarang
makin terasa dengan level sakit yang berbeda. Heran haha setelah aku pergi ke
sana kemari dari satu hati ke hati lain. Aku tetap saja akan lemah jika ada Mr.
Potato. Padahal berkali-kali Tuhan bilang tidak, karena beberapa kali
dijauhkan. Tapi ya Tuhan… kenapa didekatkan kembali. Dan posisiku sedang dalam
keadaan sendiri, pikiran liar terus menghampiri. Namun beberapa kali berusaha aku
tepis karena Mr. Potato sedang bersama Ms. Potato sekarang. Aku hanya benci
jika melihat mereka bersama. Padahal menjadi juara hatimu it’s my dream Mas!