Taman Bunga

Jangan kamu tinggalkan kebun bungamu yang kamu temukan di tengah hutan dalam waktu yang lama. Jangan tinggalkan ia dalam keadaan tidak terawat. Pergilah sesekali walau hanya sekedar untuk melihat keadaannya. Jangan sampai kamu menyesali bahwa kebun bunga yang indah itu kini menjadi lebih indah dan sudah menjadi milik orang lain.

Sadarkah kamu bahwa kebun bunga itu menanti kedatanganmu walau hanya sesekali. Kebun bunga indah itu menunggumu untuk merawatnya. Sentuhan hangatmu adalah yang dinantinya. Tetapi kamu terlalu sibuk dan melupakannya hingga terbengkalai. Tahukah kamu bagaimana cara ia agar terus tumbuh dan bertahan? Pastilah ada seseorang yang terus memeliharanya hingga ia tetap hidup dan berbunga. Kini kamu bisa melihat keindahan dari kebun itu. Tetapi suatu saat jika kamu kembali dan berusaha memetik indahnya bunga dari kebun itu. Aku harap jangan, karena kebun itu mungkin sudah menjadi milik orang lain. Kebun bunga itu akan lebih bahagia jika yang memetik bunganya adalah seseorang yang merawatnya.  Tetapi seseorang yang benar-benar mencintai kebun bunga itu tidak akan tega melakukannya. Ia akan terus merawatnya dan menjaga keindahannya.

Yang Mengerti Diriku

Yang mengerti diriku itu ialah..............

Selalu ada cerita dibalik peristiwa hehehe. Oke, hal apa yang terbesit dibenakmu ketika melihat foto di atas? Sebuah buket bunga yang aku dapatkan dari seseorang? Karena aku habis ditembak/ ulang tahun/ wisuda? Haha..

RM #1

Membiasakan yang benar, bukan membenarkan kebiasaan

Hari ini aku baru aja jemput Mama di bandara. Hari ini Mama pulang dari pendidikan dan pelatihannya di Jakarta selama kurang lebih 5 hari, pendidikan dan pelatihan tentang

"Shocked Slum"

(In frame : Abdul, Kak G, Nurdina, Aku, Agit (foto kiri atas). Foto yang kanan atas tuh agak condong ke Agit soalnya Kak G bilang "Rapetin kalian tuh gak cukup ini kalo ke foto" dan Kak G gak bisa lebih mundur untuk ambil posisi yang pas. So that's why posisinya kek gitu -__-)

Cerita sedikit dibalik foto-foto di atas. Alhamdulilllah, Allah Yang Maha Baik langsung memberikanku jawaban atas

Bila Setuju

Hakikatnya sifat dasar manusia dan sesuatu yang telah menjadi kebiasaan akan sulit diubah -bahkan hampir tidak bisa-. Tentu, bila sifat ini berupa kebaikan tidak akan menjadi masalah. Namun, bagaimana jika sebaliknya? Sebagai orang atau lingkungan sekitar yang peduli terhadap orang tersebut, kita hanya bisa menyampaikan bahwa itu salah. Berubah menjadi baik atau tetap seperti itu (sifatnya) bergantung pada individu tersebut. Kita tidak bisa merubah seseorang, semua itu berdasarkan kesadaran mereka sendiri. Dia akan berubah bila ia sebenarnya telah mengiyakan dan setuju bahwa apa yang telah ia lakukan salah dan ia bersedia untuk berubah.

Anggraini, Putri

Terlahir dengan nama Anggraini Dwi Saputri dan mempunyai banyak nama panggilan. Beruntung mereka yang mempunya nama panggilan diambil dari nama depan, sedangkan aku? Mau dipanngil Ang? "-Avatar dong- Nggra? Ini?
Ada dua tipe orang yang memanggil namaku.

1. Yang pertama yaitu memangilku Putri, adalah orang-orang terdekat seperti keluarga, teman, dan tetangga. Mereka mengenalku secara langsung dan dari mulut ke mulut
2. Kedua, yaitu mereka yang menggunakan Anggraini sebagai nama panggilanku. Mereka ini contohnya yang paling sering adalah guru. Mereka memanggil namaku berdasarkan apa yang mereka baca. Misalnya membaca daftar  urutan presensi. Namun, tak sedikit pula guru yang awalnya memanggil Anggraini berganti dengan menyebut namaku Putri, karena beliau-beliau ini mulai dekat dan berkenalan denganku secara personal.

Itu tadi dua jenis tipe penyebutan namaku berdasar nama yang tertera di akte kelahiran. Tetapi bagi keluargaku mereka kadang (bahkan sering)  memanggilku dengan "Ndut". Yes! Karena aku juga gendut -__- Mama selalu buat bahan bercandaan dengan berkata," Sebenarnya mau manggil 'Put' tapi kaki huruf P nya ilang lalu jadi deh 'Dut'.
 hmm... sekian , maybe untuk makna dari namaku sendiri bisa menyusul ;)