Selasa, 17 September 2019

Gagal? Haha.. Chill




Dulu atau kemarin hal ini sempat jadi momok yang membuat langkahku terhenti. Yaitu pertanyaan-pertanyaan yang menghantui
  “Kok gw gagal terus sih ?!!”
“ Gak bisa apa gw berhasil?”
“Sampe kapan gw harus terus mencoba?”
“Au ah males.. ntar juga gagal lagi”
Tetapi kadang ada aja yang bisa bikin gw semangat lagi, terus buat nyoba lagi. Tapi apakah sekarang gw bisa chill karena gw udah berhasil? Hahahhaha… oh tentu.. tentu semua mimpi-mimpi itu belom ada yang kecapai hehe.. J sekarang lebih kaya :
“Hayuk coba lagee..”
“Oh Hi Gagal! Kita ketemu lagi! Yaudah yuk kalo gagal lagi mari kita selami tantangan ini bareng-bareng, cari kenapa gagal J
Saking seringnya gagal, sampe udah ga berasa lagi tuh sedih-sedihnya ..ya walau mesti ada sedihnya dikit sama kecewa. Tapi setelah itu kaya oalah yawes.. wkwkkwk recovery nya cepet.
Terus berkali-kali nyoba sampe penasaran apa yang bikin gagal, akhirnya malah bisa comparing diri sendiri dan malah jadi lebih tahu kalo udah banyak improvement yang dilakukan.. dan jadi tersadar yang bikin gagal disbanding yang lain tuh gimana..
“Wah pantes aja gw gagal.. dulu gw gblk bgt ternyata lol “
Para filsuf Stoa bilang, ya ini namanya kehidupan gak ada yang tahu pastinya gimana. Karena hidup gak ada yang pasti. Saat lo pikir bentar lagi berhasil eehh ternyata semesta kasih plot twist buat gagalin rencana lo, pun sebaliknya saat lo pikir udah ga ada jalan tiba-tiba ada aja tangan Tuhan bekerja. Hmm ini mengingat obrolan sama temen tentang believers vs non-believers  tapi kayanya next tulisan aja kali ya. So.. stay tune! Initinya yang mau gw sampein adalah masalah dan kegagalan adalam teman setia kehidupan, mereka hadir memang sebagai ancaman tapi jika kita udah tahu cara buat ngadepinnya justru mereka bisa jadi sumber kekuatan.. bingung gak tuu.. gak kan ya haha

Minggu, 15 September 2019

SUATU CERITA DI SORE HARI #Mileyak


Sore itu aku dan Kia duduk bersebelahan di atas kursi kayu panjang di pinggir jalan, sambil menunggui bapak tukang tambal ban memperbaiki ban motorku. Tiba-tiba Kia bertanya padaku, “Lalu apa yang ingin kamu lakukan sekarang?”
Aku yang duduk tepat di sampingnya yang sedari tadi melempar pandang kosong ke jalanan menjawabnya, “ Sekarang aku memfokuskan pikiranku untuk menyelesaikan pendidikanku yang tengah ku jalani saat ini agar aku bisa segera beralih untuk melangkah menuju episode hidupku yang baru. Masih banyak mimpi-mimpi besarku yang harus ku kejar..”
Good! Build your skill and capability, then man will take a line! Udah…perasaan kaya gini juga bakalan hilang dengan sendirinya kok. Kamu hanya belum menemukan atau mungkin sebenarnya sudah ada tetapi kamu masih terjebak dengan masalalu dan enggan mencoba hal baru?”
Aku hanya membalasnya dengan senyum tipis dan kembali terdiam tenggelam dalam kalutnya pikiran. Jika keadaan sudah begini, aku selalu berusaha membawa semua logika-logikaku muncul. Aku percaya di luar sana, entah sekarang dimana tetapi suatu saat aku pasti akan dipertemukan dengan seseorang yang pantas untuk ku percayakan hatiku padanya. Dan hanya aku satu-satunya.
Mungkin aku bisa percayakan seseorang yang tidak membuatku sebagai pilihan, karena aku bukanlah pilihan! Jika boleh sombong, aku akan menyebut diriku perjuangan. Hh.. mungkin akan ada yang berkata, “Siapa dirimu sehingga layak untuk diperjuangkan?!”
Ya aku iyalah aku, aku sendiri tengah berjuang untuk membahagiankan diriku, pun tak ku biarkan orang lain untuk menghancurkan dengan mudahnya. Aku bisa mengerjakan apa saja dan menyapa semua orang dengan hati. Namun untuk siapa aku berikan hatiku tidak akan semudah itu. Semua perjalanan yang ku alami telah menjadi bekalku untuk berhati-hati untuk benar-benar memberikan hati.

Senin, 09 September 2019

FRIEND ZONE (2019) #MR




Yap kali ini Putri akan me-review sebuah film untuk pertama kalinya di blog ini. Bukan sinopsis atau review secara keseluruhan, tapi sekadar beberapa insight yang menurutku menarik dari film ini dan digabungkan dari beberapa hal yang menurutku sedikit berhubungan dengan prinsinpku.
  Seperti biasa semua friend-zone diawali dari sepasang sahabat yang sama-sama nyaman, namun tidak ada yang mau melangkah melewati batas pertemanan mereka atau yang biasa kita dengan "lebih dari sekadar teman".  Karena dalam pertemanan tidak ada kata "PUTUS". Hal ini sama seperti prinsipku, aku ingin lebih memperbanyak teman daripada mantan. Karena jika suatu saat nanti kita putus dengan pacar kita. Kita tidak hanya kehilangan pacar, tetapi juga teman baik. Tentu rasanya juga akan sulit menjadi seperti biasa, seperti sedia kala menjadi sahabat. Ada yang mengatakan bahwa tidak ada persahabatan murni antara laki-laki dan perempuan,  jika tidak ada salah satu diantara bahkan keduanya baper (terbawa perasaan) tapi keduanya sama-sama naif untuk mengakui perasaan itu karena tak ingin kehilangan orang yang disayang. 
  Awalnya responku sama ketika aku menonton jenis film seperti ini, hiiihh sungguh gemassss... !! Cukup kasihan juga dengan pemeran utama laki-laki ini (Palm) yang sudah sabar menunggu,, selama satu dekade! Ku pikir penantiannya Palm diberikan plot twist bahwa penantinnya akan tergantikan. Tapi rupanya berakhir dengan apa yang selama ini diharapkan para pemuja prenjon. Palm memberikan sebuah motivasi untuk orang-orang yang senasib dengannya agar tidak perlu berhenti berharap. 
     Dan akhirnya... karena hubungan pacar bisa putus nyambung, bahkan mantan bisa menjadi musuh. Maka agar pertemanan mereka tetap kekal, mereka akhirnya memutuskan menikah agar tidak ada lagi  kata putus. Btw, pas lagi ngetik ini aku jadi teringat ada kisah sepasang sahabat yang memutuskan untuk menikah agar persahabatan mereka tetap terjaga. Mungkin untuk versi Indonesia dan dikisah nyata ini mirip seperti Teman Tapi Menikah. Ya initinya apapun itu semoga semuanya bisa saling bahagia dengan jalan masing-masing. Dan semoga cinta nya yang belum kesampaian dan telah dimiliki orang lain bisa ikhlas...
hahha.. pun doakan aku untuk bisa ikhlas dengan masa lalu dan siap untuk membuka lembar baru #curcol