Minggu, 15 September 2019

SUATU CERITA DI SORE HARI #Mileyak


Sore itu aku dan Kia duduk bersebelahan di atas kursi kayu panjang di pinggir jalan, sambil menunggui bapak tukang tambal ban memperbaiki ban motorku. Tiba-tiba Kia bertanya padaku, “Lalu apa yang ingin kamu lakukan sekarang?”
Aku yang duduk tepat di sampingnya yang sedari tadi melempar pandang kosong ke jalanan menjawabnya, “ Sekarang aku memfokuskan pikiranku untuk menyelesaikan pendidikanku yang tengah ku jalani saat ini agar aku bisa segera beralih untuk melangkah menuju episode hidupku yang baru. Masih banyak mimpi-mimpi besarku yang harus ku kejar..”
Good! Build your skill and capability, then man will take a line! Udah…perasaan kaya gini juga bakalan hilang dengan sendirinya kok. Kamu hanya belum menemukan atau mungkin sebenarnya sudah ada tetapi kamu masih terjebak dengan masalalu dan enggan mencoba hal baru?”
Aku hanya membalasnya dengan senyum tipis dan kembali terdiam tenggelam dalam kalutnya pikiran. Jika keadaan sudah begini, aku selalu berusaha membawa semua logika-logikaku muncul. Aku percaya di luar sana, entah sekarang dimana tetapi suatu saat aku pasti akan dipertemukan dengan seseorang yang pantas untuk ku percayakan hatiku padanya. Dan hanya aku satu-satunya.
Mungkin aku bisa percayakan seseorang yang tidak membuatku sebagai pilihan, karena aku bukanlah pilihan! Jika boleh sombong, aku akan menyebut diriku perjuangan. Hh.. mungkin akan ada yang berkata, “Siapa dirimu sehingga layak untuk diperjuangkan?!”
Ya aku iyalah aku, aku sendiri tengah berjuang untuk membahagiankan diriku, pun tak ku biarkan orang lain untuk menghancurkan dengan mudahnya. Aku bisa mengerjakan apa saja dan menyapa semua orang dengan hati. Namun untuk siapa aku berikan hatiku tidak akan semudah itu. Semua perjalanan yang ku alami telah menjadi bekalku untuk berhati-hati untuk benar-benar memberikan hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar