Mengenali diri sendiri itu penting.
Sebelum kita mencintai orang lain, diri sendiri adalah orang pertama yang harus
kita cintai. Beberapa hari ini aku menggali kembali tentang kepribadianku. Pendefinisiannya
cukup mudah, aku lebih percaya kepribadian menurut MBTI daripada zodiac. Percaya
kepribadian lewat zodiak itu konyol menurutku, no offense tapi emang gak makesense.
Alasan kenapa aku kembali menggali tentang diriku karena aku merasa harus
membereskan apa yang salah dengan diriku. Kenapa aku terlalu begitu larut dalam
perasaan. Kenapa aku lebih nyaman ketika menuliskannya, kenapa orang lain susah
mengerti diriku, dan kenapa aku lebih nyaman untuk membuat fake scenario di
kepalaku. Haha pasti sudaha da yang bisa menebak kira-kira kepribadianku apa. Ya
sebenarnya hasilnya bisa saja berubah karena pengaruh kondisi lingkungan dan
pengalaman tapi bisa saja kita konsisten dengan kepribadian itu. Kalua dalam
kasusku kepribadianku waktu SMA dan Kuliah sedikit berbeda menurut MBTI tapi
secara garis besar tetapi sama.
Belakangan
ini terlalu overwhelmed with too much information. Bahkan aku yang sensitive ini
merasa sangat membenci seseorang. Yak seseorang sepertiku punya idealis yang
cukup tinggi, aku punya nilai yang ku yakini benar dan jika seseorang berusaha
menodai itu tentu saja akan ku tandai. Beberapa hari ini aku merasa seperti
stupid donkey, apalagi kalo bukan karena Mr. Potato. Mungkin karena aku juga
yang terlalu sensitive dan overthinking sehingga masalah tersebut menurutku
sangat menyinggung perasaanku. Walau sebenarnya secara objektif bisa dikatakan
aku salah, tapi dalam penyampaian kritik itu Mr. Potato sungguh sangat ketus. Aku
juga merasa seperti sebuah permainan bagi Mr. Potato, kemarin dia begitu baik
denganku tapi kemudian dia bersikap sangat dingin. -ya mungkin karena gw
dianggap selingan kali ketika bosen-. Mungkin gw dianggep penganggu, yang
mencoba menggoda. Gw yang sempet hampir bucin mulai buta. That’s why I hate myself
when I fall in love. U know it’s hard to resist when he fulfilled my spouse
ideal criterion. Bahkan kadang nadanya berbau tease me so. Tapi bilang egak
menggoda. Kampret ga tuh. Tapi begitu dia bosen dia balik lagi ke ayangnya yang
lebih dekat ke dia gw dicampakkan. Wah kampret lagi ga tuh. Intinya he broke my
idealism related to friendship stuffs. Like he trying to shows me his dominant,
sorry gw juga masih punya value ye. Bukannya gw keras kepala dan ga mengakui
kesalahan, tapi dari beberapa tindakan itu. Itu adalah hasil kumulatif apa yang
lo lakuin ke w, dan tindakan gw itu response dari apa yang lakuin ke gw.
giliran lu gasuka lu bilang salah gw, pen gw lemparin kaca sih kalo perlu
pecahan kaca. Terus kena badan lu. Pecahannya sebagian menusuk badanlu, ada
yang nancep juga ke dada lu. Gw bukan lagi pengen nonjok elu tapi lebih pengen
nusuk dadalu pake pisau dapur yang tajem, dari dada lu gw Tarik sampe perut. Gw
coba nancepin yang dalem. Well gausah khawatir, ini bukan pembunuhan berencana
kok. It’s just fake scenario yang ada di kepala gw. Dan lu juga bilangkan
mending ditulis aja daripada ngendap dipikiran gw.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar