Minggu, 13 Februari 2022

Wild Minds

 Mengenali diri sendiri itu penting. Sebelum kita mencintai orang lain, diri sendiri adalah orang pertama yang harus kita cintai. Beberapa hari ini aku menggali kembali tentang kepribadianku. Pendefinisiannya cukup mudah, aku lebih percaya kepribadian menurut MBTI daripada zodiac. Percaya kepribadian lewat zodiak itu konyol menurutku, no offense tapi emang gak makesense. Alasan kenapa aku kembali menggali tentang diriku karena aku merasa harus membereskan apa yang salah dengan diriku. Kenapa aku terlalu begitu larut dalam perasaan. Kenapa aku lebih nyaman ketika menuliskannya, kenapa orang lain susah mengerti diriku, dan kenapa aku lebih nyaman untuk membuat fake scenario di kepalaku. Haha pasti sudaha da yang bisa menebak kira-kira kepribadianku apa. Ya sebenarnya hasilnya bisa saja berubah karena pengaruh kondisi lingkungan dan pengalaman tapi bisa saja kita konsisten dengan kepribadian itu. Kalua dalam kasusku kepribadianku waktu SMA dan Kuliah sedikit berbeda menurut MBTI tapi secara garis besar tetapi sama.

    

        Belakangan ini terlalu overwhelmed with too much information. Bahkan aku yang sensitive ini merasa sangat membenci seseorang. Yak seseorang sepertiku punya idealis yang cukup tinggi, aku punya nilai yang ku yakini benar dan jika seseorang berusaha menodai itu tentu saja akan ku tandai. Beberapa hari ini aku merasa seperti stupid donkey, apalagi kalo bukan karena Mr. Potato. Mungkin karena aku juga yang terlalu sensitive dan overthinking sehingga masalah tersebut menurutku sangat menyinggung perasaanku. Walau sebenarnya secara objektif bisa dikatakan aku salah, tapi dalam penyampaian kritik itu Mr. Potato sungguh sangat ketus. Aku juga merasa seperti sebuah permainan bagi Mr. Potato, kemarin dia begitu baik denganku tapi kemudian dia bersikap sangat dingin. -ya mungkin karena gw dianggap selingan kali ketika bosen-. Mungkin gw dianggep penganggu, yang mencoba menggoda. Gw yang sempet hampir bucin mulai buta. That’s why I hate myself when I fall in love. U know it’s hard to resist when he fulfilled my spouse ideal criterion. Bahkan kadang nadanya berbau tease me so. Tapi bilang egak menggoda. Kampret ga tuh. Tapi begitu dia bosen dia balik lagi ke ayangnya yang lebih dekat ke dia gw dicampakkan. Wah kampret lagi ga tuh. Intinya he broke my idealism related to friendship stuffs. Like he trying to shows me his dominant, sorry gw juga masih punya value ye. Bukannya gw keras kepala dan ga mengakui kesalahan, tapi dari beberapa tindakan itu. Itu adalah hasil kumulatif apa yang lo lakuin ke w, dan tindakan gw itu response dari apa yang lakuin ke gw. giliran lu gasuka lu bilang salah gw, pen gw lemparin kaca sih kalo perlu pecahan kaca. Terus kena badan lu. Pecahannya sebagian menusuk badanlu, ada yang nancep juga ke dada lu. Gw bukan lagi pengen nonjok elu tapi lebih pengen nusuk dadalu pake pisau dapur yang tajem, dari dada lu gw Tarik sampe perut. Gw coba nancepin yang dalem. Well gausah khawatir, ini bukan pembunuhan berencana kok. It’s just fake scenario yang ada di kepala gw. Dan lu juga bilangkan mending ditulis aja daripada ngendap dipikiran gw. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar